Weweww-indo.blogspot.com --
Pramugari Sriwijaya Air, Nur Febriyani, menyatakan telepon selular milik Kepala
Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria
Umar Hadi, masih menyala saat ia menegurnya. Itulah kenapa dia menegaskan
permintaannya, yang berujung pada naik pitamnya Zakaria.
"Saya lihat keypad ponsel Bapak itu masih
menyala," ujarnya dalam konferensi pers di kediaman adiknya, Shita Destya,
di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Juni 2013.
Febriyani menjelaskan, hingga proses boarding,
penerbangan Sriwijaya Air dengan nomor SJ 078 dari Cengkareng menuju
Pangkalpinang itu sebenarnya lancar dan tidak ada masalah. Febby, sapaan
Febriyani, melihat Zakaria duduk di kursi nomor 12 E, dekat jendela darurat.
Sesuai prosedur, sebelum pesawat tinggal landas, rekan Febby melakukan briefing cara
membuka jendela darurat untuk penumpang.
Ketika itu, Zakaria pun mendapat teguran dari rekan Febby
karena masih mengaktifkan ponsel. "Dua kali ditegur," ucap pramugari
yang pada awal kariernya sempat bekerja di Mandala Airlines itu. Dari rekannya,
Febby mengetahui bahwa ketika ditegur, Zakaria menyatakan telah mematikan
ponselnya. Dia menyahuti teguran itu dengan nada keras.
Saat pintu pesawat ditutup, kata Febby, supervisormenyampaikan welcome
announcement, termasuk peringatan untuk mematikan ponsel. Ia kemudian melakukan
pemeriksaan kabin, termasuk memeriksa penggunaan sabuk pengaman, dan menegur
penumpang yang masih mengaktifkan ponsel. Ia menegur beberapa penumpang dan
mereka pun mematikan ponsel yang semula masih menyala.
Febby pun bertemu dengan Zakaria. Menurut dia, kata-katanya
sopan dalam memberi teguran. "Saya bilang, "Maaf, tolong matikan
hapenya, Pak", ucapnya. Namun, Zakaria malah menyorongkan ponsel tersebut
ke arah Febby dan mengatakan ia telah menonaktifkan ponsel tersebut. Menurut
Febby, nada suara Zakaria cukup keras.
Mendapat perlakuan tersebut, Febby bertanya kepada Zakaria.
"Maaf, Bapak kenapa kasar? Saya hanya meminta Bapak mematikan hape,"
kata dia menirukan ucapannya saat itu. Ia menuturkan, saat itu Zakaria masih
terlihat marah. Namun, Febby tak menyangka kemarahan tersebut berlanjut.
Pesawat pun terbang menuju Pangkalpinang. Sesaat sebelum
pendaratan, Febby berada di bagian belakang pesawat untuk melakukan persiapan.
Ia tak menyangka kemarahan Zakaria ternyata belum mereda. Menurut Febby,
Zakaria turun di urutan terakhir dibanding para penumpang lainnya. Ketika itu,
Zakaria sengaja mendatangi Febby.
"Dia bilang, "Jangan kasar kamu, lain kali
sopan!" dan tahu-tahu Bapak itu pukul pipi saya," kata Febby. Dipukul
seperti itu, Febby berusaha lari untuk memanggil kapten pilot. Namun, Zakaria
malah menahan tubuhnya dan memberi pukulan kedua dengan lebih kencang di
telinga kiri. (Pramugari Sriwijaya Air Dipukul Pejabat Daerah)
Ketika menceritakan insiden ini, Febby tak bisa menahan air
matanya. Dia menangis terisak-isak.
Setelah mendapat pukulan kedua, Febby berlari
menjangkau interphone yang berjarak 1,5-2 meter dari tempatnya.
Setelah mendengar pengaduannya, kapten pilot dibantu sejumlah penumpang, kata
Febby, mengejar serta berusaha menangkap Zakaria. Namun, kemarahan Zakaria
justru menjadi-jadi.
"Saya ini penumpang, raja. Saya beli tiket pakai uang,
biar kapok dia," ucap Febby menirukan perkataan Zakaria. Kru sempat
berencana menyelesaikan persoalan tersebut di kantor Sriwijaya cabang Bandara
Pangkalpinang. Namun, saat itu kantor sudah kosong. Febby akhirnya melapor ke
kantor polisi setempat serta diperiksa hingga pukul 01.20. Setelah itu, ia
menjalani visum.
Febby merasa yakin tak ada kalimatnya yang kasar. Ia menduga
Zakaria kesal karena sudah ditegur dua kali.
Febby sendiri mengakui baru kali ini menemukan penumpang
yang galak dan pemarah seperti Zakaria. Ia pun menyatakan tidak mengenal
Zakaria. "Saya hanya lihat kartu nama dia di teman saya, Drs. Zakaria Umar
Hadi, MSi.," ujarnya. Ia tidak tahu Zakaria seorang pejabat setempat.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon